24 Sept 2008

Tikus pun Punya Nurani


(Kesaksian Seekor Tikus)
Sumber : Bu Tonga

Dikarenakan bencana musim dingin berat berturut-turut selama tiga tahun, banyak keluarga yang mengalami kesulitan dan kekurangan persediaan kebutuhan hidup.

Di suatu malam musim dingin, saya terusik bangun oleh bunyi "cit-cit". Begitu kunyalakan lampu, ternyata seekor tikus terkurung dalam guci besar, ia tak mampu panjat keluar. Beras dalam guci sudah hampir habis, tikus datang makan lagi, membuat saya naik pitam. Ku ambil sebuah tongkat, rasanya ingin memukulnya sampai babak belur. Eeh... ketika saya mulai mengayunkan tongkat, sambil berdiri di kedua kaki belakang, kedua kaki depannya melakukan gerakkan mohon ampun. Spontan, hatiku pun terenyuh, ku letakkan tongkat ke dalam guci, ia pun segera panjat keluar lewat tongkat dan bergegas menyembunyikan diri di tengah kegelapan malam. Sebelum pergi, ia mengulang gerakkan tadi dengan kedua kaki depan sebanyak 3 kali ke arah ku, seolah-olah menyampaikan terima kasih sedalam-dalamnya. Sejak saat itu, ia sering kembali ke rumah kami dan menjadi teman main anak-anakku.

Pada suatu malam, cuaca cukup menggerahkan, dengan susah payah saya mulai masuk alam mimpi, mendadak kurasakan sakit di ujung kaki. Ternyata ada bekas gigitan dan ada bercak darah. Bersamaan dengan ini, kudengar suara rintihan putriku, wajahnya juga ada bercak darah, tak jauh darinya sang tikus berpekik keras. Pikiranku menjadi kacau dan naik darah, segera kuraih sapu dan tampar ke arahnya, tetapi berhasil dielak tikus tersebut. Sejenak kemudian, suami dan putraku datang bergabung dan menyerangnya. Mendadak, ia nyelinap lewat lubang dinding keluar rumah, tapi tetap berpekik-pekik di sana, seolah-olah mengejek kami. Saya tambah emosi jadinya, kubanting daun pintu dan kejar keluar. Sekian menit kemudian, ternyata kami sudah amat jauh mengejarnya, liuk-liuk di jalan besar dan gang sempit, akhirnya berhenti di bawah pohon lapangan rumput. Kami pun pasrah. Sang tikus panjat ke atas pohon sambil pandang ke bawah. Kami letih, ia pun lelah.

Tak lama kemudian, terasa bumi bergoncang, bangunan-bangunan mengepulkan asap, ternyata gempa bumi dasyat, perumahan dan perkantoran yang dibangun dengan jerih payah, hancur-lebur dalam sekian detik, suara jeritan dan tangisan membahana di mana-mana. Peristiwa ini dalam sejarah dikenal sebagai gempa bumi Tangshan-Hebei (28-7-1976), berjarak 160 km dari Beijing-China. Karena pusat gempa berada di tengah-tengah kota, sehingga menelan banyak korban.

Menurut pencatatan, sebanyak 227.690 yang meninggal, 164.851 orang yang luka berat dan ringan. Kami sekeluarga amat terima kasih kepada sang tikus, yang dengan sengaja mengigit kami, lalu memancing kami keluar dari rumah menuju lapangan rumput luas. Mari kita menghargai dan menyayangi semua makhluk, sudah lebih dari cukup apa yang dianugerahkan oleh Sang Maha Kuasa kepada kita. Tidak perlu sampai melukai atau menjagal lalu makan daging mereka. Sesungguhnya semuanya bersaudara. Foto-foto dari Google Image Search

1 comment:

Ingin mendapatkan pemberitahuan update artikel dari New Vegetarian Planet langsung ke alamat Email Anda? Silahkan masukkan email Anda di bawah ini, setelah itu masuk ke inbox email Anda untuk mengaktifkan email dari FeedBurner:

Delivered by FeedBurner

From Me

New Vegetarian Planet is dedicated to promote understanding and respect for vegetarian lifestyles either from aspecs of spiritual, ethics, health, environment et cetera. May be copied only for personal use or by not-for-profit organizations. All copied and reprinted material written by me must contain weblog link http://www.newvegeplanet.blogspot.com
Finally, I hope more people will understand the reasons for choosing a vegetarian way of life. Come on to hold hands, we struggle for the safety of humans, animals, and this beloved earth through vegetarianism.
Best regards Liliyana Waty