13 Sept 2008

Tentang Susu


Ini adalah fakta tentang kekejaman yang terjadi di sebuah peternakan susu. Normalnya seekor sapi seperti halnya manusia, baru akan dapat memproduksi susu setelah melahirkan. Dan normalnya setelah melahirkan sapi seperti halnya manusia secara kodrati harus menyusui anaknya. Setelah melahirkan induk sapi selain harus menyusui anaknya juga memerlukan waktu untuk memulihkan kesehatannya sebelum mengandung lagi. Kenyataannya, seperti terlihat pada gambar gambar-gambar di bawah ini, sapi-sapi ini harus segera di inseminasi buatan agar hamil terus, sehingga produksi susu dapat meningkat. Sapi-sapi ini ditaruh di kandang sempit dengan label berwarna kuning menandai proses inseminasi buatan.

Untuk memerah susu pun dengan menggunakan mesin. Terbayang kan sakitnya.


Cara lain untuk meningkatkan produksi susu adalah menggunakan hormon pertumbuhan rBGH.


Penggunaan rBGH mengakibatkan problem yang serius, termasuk mastitis kronis (infeksi dan pembengkakan yang sangat sakit pada tubuh sapi), sehubungan dengan overproduksi susu.



Untuk mengobati infeksi dan pencegahan, peternakan susu memberikan antibiotik pada sapi2 mereka. Antibiotik dan rBGH mencemari susu yang diminum manusia. Kita ketahui bahwa pemakaian antibiotik yang berlebihan, termasuk pemakaian rutin untuk pencegahan, menyebabkan lemahnya antibodi tubuh terhadap bakteri. Tambahan lagi, susu dari sapi yang diberi rBGH menunjukkan peningkatan dari IGF-1, insulin-seperti unsur pertumbuhan, telah menyebabkan kanker pada manusia.


Penderitaan yang sangat harus dialami sapi-sapi ini karena dipaksa terus untuk hamil dan memproduksi susu. Penderitaan yang berkepanjangan menyebabkan sapi-sapi menjadi pendek umur, dari normalnya belasan tahun hanya mampu bertahan empat tahun. Sungguh kasihan sekali.


Semoga kenyataan ini dapat lebih membuka pintu kebijaksanaan kita akan penderitaan di balik produksi setitik susu sapi, seperti yang ditunjukkan gambar-gambar tersebut.

Salam Kasih selalu.
Bahan2 slide seminar.
Sumber http://advocacy.britannica.com/blog/advocacy/2007/06/dairy-farming/ dan berbagai sumber lain

2 comments:

  1. ah, sh*t!!

    koq gitu sih..

    seharusnya peternak jgn gt dunk..

    gw gak setuju, meski gw gak suka susu.. sebagai penyayang makhluk gw gak terima sapi2 tuh digitukan..

    masih baik peternak yang di indonesia daripada diluar.. dah deh gak usah pake susu dari luar negeri.. mending pake susu di dalam negeri sendiri..

    kita terlalu banyak tahu dan kurang merasa setidaknya kita kurang merasakan emosi-emosi kreatif darimana kehidupan yang baik muncul - bertrand russel

    ReplyDelete
  2. 3 komentar di bawah ini diambil dari Lintas Berita yang memuat artikel ini.

    Ditulis oleh ant0n_sitan99ang
    41 hari 16 jam 2 menit lalu

    ternyata sapi - sapi tersebut disiksa yachhhh ??.... kasihan sekali....
    Nilai 0 | Nilai komentar: + -

    Ditulis oleh kaguan86
    41 hari 16 jam lalu
    wew... metodenya serem banget yaks.... ehm... jadi ragu mau minum susu...
    Nilai 0 | Nilai komentar: + -

    Ditulis oleh rheazri
    41 hari 16 jam lalu

    sangat tidak berperikehewanan..... !!!.
    Nilai 0 | Nilai komentar: + -

    ReplyDelete

Ingin mendapatkan pemberitahuan update artikel dari New Vegetarian Planet langsung ke alamat Email Anda? Silahkan masukkan email Anda di bawah ini, setelah itu masuk ke inbox email Anda untuk mengaktifkan email dari FeedBurner:

Delivered by FeedBurner

From Me

New Vegetarian Planet is dedicated to promote understanding and respect for vegetarian lifestyles either from aspecs of spiritual, ethics, health, environment et cetera. May be copied only for personal use or by not-for-profit organizations. All copied and reprinted material written by me must contain weblog link http://www.newvegeplanet.blogspot.com
Finally, I hope more people will understand the reasons for choosing a vegetarian way of life. Come on to hold hands, we struggle for the safety of humans, animals, and this beloved earth through vegetarianism.
Best regards Liliyana Waty